Pertamina berpotensi rugi dari penjualan BBM nonsubsidi 2021

Harga BBM nonsubsidi Pertamina lebih rendah dibandingkan badan usaha lainnya.

ilustrasi. Pertamina

PT Pertamina (Persero) berpotensi mengalami kerugian dari penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi pada 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro.

Menurutnya, potensi kerugian Pertamina dari penjualan BBM RON 90 atau Pertalite pada 2021 antara Rp37 triliun-Rp97 triliun. Sementara dari penjualan BBM RON 92 atau Pertamax antara Rp14 triliun-Rp20 triliun.

"Potensi kerugian atau selisih nilai penjualan kedua jenis BBM tersebut dibandingkan dengan badan usaha lain mencapai kisaran Rp51 triliun-Rp117 triliun," ucap Komaidi dalam laporannya dikutip, Kamis (03/2).

Komaidi menjelaskan, saat ini harga BBM nonsubsidi yang dijual oleh Pertamina terpantau lebih rendah dibandingkan dengan harga dari badan usaha lainnya. Pertamina menjual Bensin RON 90 sebesar Rp7.650 per liter dan Bensin RON 92 Rp9.000 per liter.

"Sementara harga jual Bensin RON 90 dari badan usaha lain kisaran Rp9.500-Rp12.500 per liter dan Bensin RON 92 kisaran Rp11.900-Rp13.000 per liter," ujarnya.