Pertamina sebut operasional kilang minyak kini lebih efisien

Biaya operasional kilang Pertamina terus mengalami penurunan rata-rata sekitar US$3,67 per barel.

Ilustrasi Kantor Pusat Pertamina.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, mengungkapkan operasional kilang minyak milik Pertamina lebih hemat seiring dengan dilakukannya pembangunan dan perbaikan kilang. Bahkan, dikatakan mampu bersaing dengan sejumlah kilang milik perusahaan energi dunia di Asia Pasifik.

Taufik menjelaskan, biaya operasional kilang Pertamina terus mengalami penurunan rata-rata sekitar US$ 3,67 per barel. Menurutnya, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$7,81 per barel.

Adapun biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang, yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap (US$2.83 per barel) dan RU III Plaju (US$2.92 per barel).

“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasifik,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Jumat (9/9).

Lebih lanjut, ujar Taufik, penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, khususnya dalam pengadaan minyak mentah.