Pilih-pilih saham sektor kecantikan, ada yang seksi?

Penjualan produk perawatan kulit (skincare) dan kosmetik makin 'glowing', bagaimana saham emitennya? Apakah layak beli?

Ilustrasi skincare. Foto Freepik.

Survei Jakpat mengungkap, pada tahun 2023 kebanyakan masyarakat Indonesia memilih menggunakan produk perawatan kulit (skincare) dan kosmetik dari jenama lokal. Sebanyak 73% dari total 2.000 responden menilai, jenama produk kecantikan kulit lokal lebih cocok dengan kondisi kulit mereka, ketimbang merek asing.

“Melihat dari data retail 2023, penjualan makeup dan kosmetik mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Head of Research Jakpat Aska Primardi, dalam keterangannya kepada Alinea.id, dikutip Jumat (19/1).

Pilihan terhadap jenama lokal ini tampaknya menjadi pengungkit pertumbuhan industri perawatan kulit dan kecantikan nasional. Melansir data Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika Indonesia), pertumbuhan jumlah industri kosmetik mencapai 21,9%, dari di tahun 2022 hanya sebanyak 913 industri menjadi 1.010 industri di paruh pertama 2023.

Dari total produk perusahaan kosmetik lokal tersebut, segmen pasar terbesar adalah perawatan tubuh (body care), dengan volume pasar sebesar US$3,18 miliar pada tahun 2022. Kemudian disusul skincare sebesar US$2,05 miliar, kosmetik US$1,61 miliar dan wewangian US$39 juta.

Pertumbuhan industri kecantikan lokal ini juga tergambar dalam kinerja beberapa emiten skincare dan kosmetik. PT Martina Berto Tbk. misalnya, yang pada kuartal III-2023 berhasil mengalami kenaikan penjualan neto sebesar 23% ketimbang 30 September 2022 senilai Rp258,26 miliar menjadi Rp320,04 miliar pada September 2023. Penjualan neto tersebut didominasi oleh penjualan kosmetik yang sebesar Rp180,55 miliar, kemudian diikuti penjualan jamu Rp1,27 miliar dan penjualan lain lain senilai Rp196,23 miliar.