Pinsar: Kebijakan pemerintah telat, bisnis ayam potong sekarat

Di Jawa Tengah, 1 kilogram daging ayam hanya dihargai sekitar Rp7.000.

Peternak memberikan pakan pada ayam boiler di Kampung Cipedes, Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (27/5). /Antara Foto

Kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan harga daging ayam yang 'terjun bebas' dinilai datang terlambat. Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah, Pardjuni mengatakan para peternak di Jawa Tengah kadung merugi hingga miliaran rupiah. 

Menurut dia, total ada sekitar 40 juta ayam potong yang diproduksi peternak tiap bulannya di Jawa Tengah. Jika kerugian per ekor ayam sekitar Rp3.000, maka dalam sebulan peternak merugi hingga Rp120 miliar atau sekitar Rp712 miliar dalam enam bulan terakhir. 

"Itu baru di Jawa Tengah. Kalau seluruh Indonesia mungkin bisa kerugiannya puluhan triliun rupiah," ujarnya saat dihubungi Alinea.id, Sabtu (16/6) lalu. 

Menurut Pardjuni, 1 kilogram daging ayam di Jawa Tengah hanya dihargai pembeli sekitar Rp6.000 hingga Rp7.000. Padahal, ongkos produksi peternak mencapai Rp18.000 dan harga bibit Rp6.000. Idealnya, harga ayam per kilogram mencapai Rp20.000. "Untuk beli bibit dan pakannya saja sudah enggak cukup," terangnya. 

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menarik sebanyak 30% unggas hidup (live bird) untuk mengurangi kelebihan supply. Keputusan tersebut dicapai dalam rapat koordinasi perunggasan antara Kementerian Pertanian dan perwakilan peternak di Solo, Jumat (14/6) lalu.