Potensi RI genjot ekspor manggis masih besar

Indonesia bisa meningkatkan ekspor hingga tujuh kali lipat, karena dari sisi produksi sangat memungkinkan.

Ilustrasi: Pengepul menyortir buah manggis kualitas ekspor di gudang manggis Parik Malintang, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (3/8/2020). Foto Antara/Iggoy el Fitra/aww.

Pertumbuhan produksi buah di Indonesia dari 2000 sampai 2020 mengalami peningkatan sekitar 6%. Dari sekian banyak buah-buahan, yang paling tinggi pertumbuhannya adalah manggis.

“Mengapa manggis mengalami peningkatan yang cukup tinggi? Karena manggis adalah salah satu komoditas buah tropis yang memiliki segmen pasar cukup terbuka lebar. Manggis ini baru satu atau tiga dekade digarap,"ucap Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, dalam bincang Buah Manggis: Strategi Mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS) Manggis, Rabu (1/9).

Di tahun 1980-an, jelas Lukman, manggis masih menjadi komoditas binaan Kementerian Kehutanan. Saat itu belum dianggap sebagai komoditas pertanian.

Lukman menjelaskan, terdapat 20 sentra manggis utama di Indonesia. Tiga sentra manggis terbesar ada di Tasikmalaya, Limapuluh Kota, Lombok Tengah dan Gianyar.

“Kalau kita datang ke sentra manggis, mulai dari Aceh sampai Papua, ketika sedang musim panen, hanya dua bulan yang off. Jadi hampir sepanjang tahun tersedia. Hanya saja permasalahannya adalah kebun-kebun manggis kita masih tersebar. Belum lagi kuantitas, kualitas, kontinuitas,” ucap Lukman.