Problematika ketahanan pangan kita

Stabilitas dan ketahanan pangan di Indonesia masih terganjal oleh sejumlah problematika.

Petani memanen padi di persawahan Desa Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (12/2/2019). Sejumlah petani mengaku hasil panen kali ini turun hingga 70 persen yakni untuk satu petak biasanya bisa menghasilkan tiga karung gabah namun saat ini hanya menghasilkan satu karung gabah akibat serangan hama tikus. / Antara Foto

Stabilitas dan ketahanan pangan di Indonesia masih terganjal oleh sejumlah problematika. Namun, sebenarnya produktivitas dan kualitas pangan bisa ditingkatkan dengan teknologi yang sudah tersedia di Indonesia.

Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bidang Koordinasi Pangan, dan Pertanian, Musdhalifah Machmud mengatakan, penguatan pangan bisa dilakukan dengan meningkatkan kapasitas penyimpanan hasil panen. Meskipun memang, ketehanan pangan juga bergantung pada cuaca.

"Sejak dulu ketahanan pangan sudah terwujud. Masalahnya sekarang adalah pendukungnya, yaitu logistik yang menjadi kendala utama," ujarnya dalam acara Rountable Stabilitas Harga Pangan di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (14/2). 

Saat ini, sambungnya, panen di Indonesia masih tergantung pada musim. Jika musim panen, maka pasokan melimpah. Sebaliknya, jika musim paceklik, maka pasokan menipis sehingga harga melonjak. 

Untuk itu, kata dia, yang perlu diperbaiki sekarang adalah pendukung infrastruktur untuk menyimpan hasil panen.