Ekonom: Di masa Gus Dur penerimaan pajak lampaui target karena publik percaya

Tak hanya di bidang politik dan kebudayaan, Gus Dur juga dikenal berhasil mengembalikan kepercayaan publik pascakrisis ekonomi 1998.

Menko Polhukam Mahfud Md (kedua kiri), Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar (kiri), Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) (kedua kanan) dan Cendekiawan Muslim yang juga mantan Menlu Alwi Shihab (kanan) menghadiri peringatan Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12/2019) malam. Foto Antara/Asprilla Dwi Adha

Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur disebut sebagai tokoh yang multikulturalis di Indonesia.

Akan tetapi, tak hanya di bidang politik dan kebudayaan, Gus Dur juga dikenal berhasil mengembalikan kepercayaan publik pascakrisis ekonomi yang membelit Indonesia tahun 1997-1998.

Hal ini disampaikan oleh Ekonom Universitas Jakarta sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Dianta Sebayang. Menurutnya, naiknya Gus Dur sebagai presiden memberi harapan kepada para investor dan pelaku bisnis tanah air.

Kepercayaan publik tersebut dapat dilihat dari penerimaan pajak di masa kepemimpinan Gus Dur yang meningkat naik jauh di atas target yang ditetapkan dalam pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Sekarang mencapai 81% sudah mati-matian. Kalau zaman Gus Dur 105%. Karen orang percaya Gus Dur bekerja untuk semua golongan," katanya dalam peringatan haul ke-10 Gus Dur di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (4/1).