Rekayasa lalu lintas di Malioboro akan kembali diterapkan

Upaya ini dilakukan dalam rangka mendukung penetapan Malioboro sebagai warisan dunia.

Jalan Malioboro di Kota Yogyakarta, DIY. Dokumentasi Kemdikbud

Uji coba rekayasa lalu lintas dalam rangka mewujudkan kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai kawasan pedestrian akan kembali dilakukan. Rencananya berlangsung selama dua pekan per Selasa (3/11).

Plt. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti, menyatakan, kawasan Malioboro tengah diajukan sebagai bagian dari warisan dunia (world heritage) ke UNESCO. Penataan transportasi disebut menjadi salah satu poin penting.

"Kita semua tahu, bahwa Malioboro adalah pusat ekonomi di Kota Yogyakarta (yang) crowded, macet. Sehingga, perlu adanya penanganan rekayasa dan manajemen lalu lintas. Tujuannya, agar benar-benar Malioboro bisa mendukung fungsi-fungsi yang diharapkan dalam rangka menuju world heritage," ujarnya.

Melansir situs web UNESCO, ada terdapat sembilan situs budaya di Indonesia yang telah ditetapkan. Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), situs manusia prasejarah di Sangiran (1996), Taman Nasional Lorentz (1999), hutan hujan tropis Sumatra (2004), lanskap kultur Bali berupa subak (2012), dan tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto (2019).

Pun terdapat 19 situs yang masuk kategori tentatif, perinciannya Taman Nasional Betung Kerihun (2004); Taman Nasioal Bunaken (2005); Kepulauan Raja Ampat (2005); Taman Nasional Taka Bonerate (2005); Taman Nasional Kawatobi (2005); Kepulauan Derawan (2005); situs Bawomataluo (2009); permukiman adat Tana Toraja (2009); Candi Muara Takus (2009); Candi Muarajambi (2009); Trowulan atau Ibu Kota Majapahit (2009); Goa Pettakere (2009); Sangkulirang atau area seni cadas prasejarah (2015); Kota Lama Serang (2015); Kota Tua Jakarta serta Pulau Onrust, Kelor, Cipir, dan Bidadari (2015); permukiman adat Nagari Sijunjung (2015); Kepulauan Banda (2015); pusat kota bersejarah Yogyakarta (2017); dan Kebun Raya Bogor (2018).