Rencana pemerintah ngutang untuk lawan Covid-19 dikritik

Direktur AEPI, Salamuddin Daeng, menyatakan, pinjaman yang tinggi tanpa kemampuan membayar akan memperburuk ekonomi.

Ilustrasi. Freepik

Direktur Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, menilai, skema utang bukan langkah tepat untuk menangani coronavirus anyar (Covid-19). Sebab, pinjaman yang "melangit" tanpa kemampuan membayar akan memperburuk ekonomi.

"Utang pemerintah sudah Rp5.000-an triliun, lalu utang swasta dan pemerintah sudah kira-kira US$430 miliar," katanya dalam diskusi daring, Minggu (19/4).

Menurut catatannya, utang pemerintah pada Maret 2020 menembus Rp5.192 triliun. Naik Rp413 triliun dibandingkan akhir 2019.

Sementara, pemerintah berencana kembali mengutang sebesar Rp852,9 triliun. Sebanyak Rp405,1 triliun di antaranya, bakal dipakai untuk mengatasi Covid-19.

Pemerintah, menurut dia, seharusnya mengevaluasi utang sebelumnya yang sampai sekarang belum dibayar. Apalagi, dipakai untuk membiayai proyek-proyek yang kandas dan tidak efektif.