Indef: Rendahnya serapan anggaran penanganan Covid-19, salah siapa?

Rendahnya serapan belanja di KL dinilai merupakan masalah klasik yang terjadi hampir setiap tahun.

Pekerja membawa paket bantuan sosial yang akan disalurkan di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020)/Foto Antara/M Risyal Hidayat.

Peneliti ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan lambatnya realisasi stimulus ekonomi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sejumlah kementerian dan lembaga (KL) harus diurai akar masalahnya.

Dia mempertanyakan rendahnya realisasi belanja KL seperti yang dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, kendalanya terletak pada pejabat dan jajaran di kementerian tersebut yang tidak bisa bekerja dengan baik dan efektif.

"Intinya bukan kesulitan likuiditas, tetapi enggak ada yang bisa bekerja. Tentu ini banyak faktornya," katanya dalam video conference, Kamis (2/7).

Dia mengatakan, rendahnya serapan belanja di KL merupakan masalah klasik yang terjadi hampir setiap tahun. Kemeterian atau lembaga biasanya baru menggenjot belanja di akhir tahun dengan berbagai kegiatan agar pagu anggaran di tahun berikutnya tidak turun.

Sementara di masa pandemi Covid-19, segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas dibatasi dan dipangkas dengan program refocusing anggaran.