Segudang ancaman di balik proyek Belt and Road Initiative

Dalam OBOR, Indonesia menawarkan proyek di empat wilayah, yakni Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

Indonesia sudah meneken 23 nota kesepahaman antara pebisnis Indonesia dan China dalam KTT One Belt, One Road Forum kedua di Beijing, China pada Jumat (26/4). Alinea.id/Oky Diaz.

Presiden China Xi Jinping mempromosikan One Belt, One Road (OBOR)—kini Belt and Road Initiative (BRI)—dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan dan ekonomi antarnegara di Asia dan sekitarnya pada 2013.

Kemudian, pada 25 hingga 28 April 2019, 37 negara termasuk Indonesia berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt, One Road Forum kedua di Beijing, China.

Saat itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir bersama beberapa menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luas Negeri Retno L.P. Marsudi, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.

China pun menawarkan keuntungan ekonomi dalam visi OBOR, seperti kenaikan pendapatan pajak dan penyerapan tenaga kerja. Indonesia pun terpikat dengan perbaikan ekonomi, bila terlibat di dalamnya.

Inisiatif Satu Sabuk, Satu Jalan ini memiliki fokus keterhubungan dan kerja sama antara negara-negara Eurasia, terutama China. OBOR berbasis daratan dan jalur sutra maritim.

Dalam tiga tahun belakangan, fokus utamanya adalah investasi infrastruktur, material konstruksi, kereta api, jalan raya, mobil, real estate, jaringan listrik, besi, dan baja.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menuturkan, kerja sama Indonesia dengan China dalam OBOR tak menggunakan skema antarpemerintah, tetapi model business to business.

Ia pun menampik kekhawatiran seakan-akan Indonesia akan dijual. Luhut mengatakan, dalam OBOR, Indonesia menawarkan proyek di empat wilayah, yakni Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

Indonesia sudah meneken 23 nota kesepahaman antara pebisnis Indonesia dan China dalam KTT One Belt, One Road Forum kedua di Beijing, China pada Jumat (26/4). Dari 23 proyek itu, nilai investasi 14 nota kesepahaman senial US$14,2. Sedangkan total proyek yang ditawarkan sebanyak 28, dengan nilai mencapai US$91 miliar, atau setara Rp1.288 triliun.

Jalur sutra modern