Sektor pertambangan masih sempoyongan tahun 2020

Industri sektor pertambangan pada tahun 2020 tampaknya masih menghadapi kondisi sulit seiring risiko perang dagang AS dengan China.

Ilustrasi pertambangan. / Pixabay

Industri sektor pertambangan pada tahun 2020 tampaknya masih menghadapi kondisi sulit seiring risiko perang dagang Amerika Serikat dengan China.

Department Head of Industry and Regional Research Kantor Ekonom Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan sektor pertambangan masih akan tumbuh cukup berat tahun depan. Sebab, perang dagang antara Amerika Serikat dan China masih menjadi salah satu faktor risiko.

"Pertambangan masih susah tumbuh di 2020. Ini berimplikasi ke beberapa provinsi atau pulau yang bergantung pada komoditas," kata Dendi saat paparan outlook ekonomi 2020 di Jakarta, Kamis (19/12).

Untuk harga batu bara acuan misalnya, Dendi memproyeksikan pada 2020 berada pada kisaran US$75 per metrik ton setelah turun drastis US$65,9 di pasar spot. Dendi pun mengatakan, Indonesia masih belum bisa berharap banyak dari komoditas tambang.

Dendi melanjutkan, dari pelemahan sektor tambang tersebut, pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang mengandalkan pertumbuhan dari komoditas menjadi tertekan. Tekanan tersebut berpengaruh hingga Pulau Jawa.