Siasati lonjakan harga, pedagang jual tahu-tempe lebih tipis

Akibat bahan mentah yang melonjak tinggi juga turut membuat harga tahu dan tempe meningkat di pasaran.

Ilustrasi pengrajin tempe. Foto Antara.

Kelangkaan kedelai di pasaran telah memicu peningkatan harga, dan telah membuat pengrajin tahu dan tempe mengalami hambatan dalam berproduksi. Dan jikapun berproduksi, akibat bahan mentah yang melonjak tinggi juga turut membuat harga tahu dan tempe meningkat di pasaran.

Hanya saja, menurut Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, dalam situasi yang serba sulit saat ini, di mana konsumsi masyarakat menurun akibat pandemi Covid-19, menaikan harga bukanlah solusi.

"Pengrajin minta kepada kami pedagang pasar untuk harganya tolong dinaikkan, kami merasa sulit menaikan itu karena daya beli masyarakat sedang turun. Kami enggak bisa paksakan pembeli mengikuti harga yang sekarang," katanya kepada Alinea.id, Selasa (5/1).

Namun jika tidak dinaikan, ongkos produksi yang ditanggung oleh pengrajin tidak tertutupi oleh harga jualnya. Dan hal tersebut sempat membuat pengrajin berhenti berproduksi, dan keberadaan tahu dan tempe di pasar mulai langka.

Akan tetapi, untuk menjaga agar ketersediaan tahu dan tempe di pasaran tetap ada, jalan tengah yang diambil oleh pedagang pasar dan pengrajin adalah dengan mengurangi ukuran tahu dan tempe tersebut.