Smartfren incar utang dari China Rp2,57 triliun

Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengincar dana pinjaman dari perbankan China hingga US$180 juta setara Rp2,57 triliun

Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, Chairman Smartfren, Gandi Sulistyanto, Chairman ZTE, Li Zixue dan Presiden Direktur ZTE Corporation, Liang Weiqi. / Perseroan

Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengincar dana pinjaman dari perbankan China hingga US$180 juta setara Rp2,57 triliun.

Perusahaan milik Grup Sinarmas ini mengincar pinjaman dari bank asal Negeri Tirai Bambu untuk mendanai kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan pada 2019.

Direktur Smartfren Antony Susilo mengatakan dana belanja modal tahun ini dianggarkan senilai US$200 juta setara Rp2,86 triliun. Belanja modal akan digunakan untuk membangun 5.000 unit Base Transceiver Station (BTS) 4G LTE sepanjang tahun.

Selain untuk membangun BTS, capex tersebut juga akan digunakan untuk melakukan promosi lebih gencar lagi setelah pada 2018 mengalami kerugian bersih hingga Rp3,55 triliun. 

Hingga kuartal I-2019, emiten bersandi saham FREN ini telah menyerap belanja modal senilai US$100 juta. Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.