Sri Mulyani keluhkan mahalnya pembangunan pembangkit EBT

Investasi yang dibutuhkan untuk proyek energi bersih tidak sedikit.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Pengurangan emisi karbon melalui program transisi energi tak semudah membalikkan telapak tangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku dalam menjalankan proses ini pemerintah tidak bisa mengabaikan kondisi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Sri, mengatakan Indonesia sudah memiliki serangkaian program dalam proses transisi energi. Namun, investasi yang dibutuhkan untuk proyek energi bersih tidak sedikit.

Di sisi lain, posisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saat ini terbagi porsinya untuk jaring pengaman sosial melalui skema subsidi.

"Jika kami tidak menghitungnya secara cermat akan sangat berimplikasi bagi masyarakat. Bahkan ini juga akan berimplikasi kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai perusahaan listrik kami," ujar Sri Mulyani, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/7). 

Sri juga menyinggung soal mahalnya investasi pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dan juga langkah mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang saat ini sedang dilakukan oleh PLN.