Tertekan kurs, laba Jababeka merosot tajam

Emiten pengembang kawasan industri PT Jababeka Tbk. (KIJA) mencatat penurunan tajam pada laba bersih akibat tekanan kurs nilai tukar rupiah

Kawasan Jababeka/perseroan

Emiten pengembang kawasan industri PT Jababeka Tbk. (KIJA) mencatat penurunan tajam pada laba bersih akibat tekanan kurs nilai tukar rupiah dan refinancing utang.

Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda, mengatakan laba bersih perseroan merosot 65% year-on-year (yoy) menjadi Rp149,8 miliar pada periode 2017. Alasan utama penurunan tersebut adalah akibat pembebanan dipercepat atas saldo beban pinjaman yang belum diamortisasi sebesar Rp128 miliar dan call premium expenses sebesar Rp47 miliar.

"Sebagai konsekuensi penebusan atas saldo obligasi sebesar US$91,5 juta dengan kupon 7,5% dan jatuh tempo pada 2019," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/3).

Dia menjelaskan, agar dapat menebus sisa saldo onbligasi tersebut, perseroan kembali menerbitkan bonds senilai US$110,85 juta dengan kupon 6,50% dan akan jatuh tempo pada 2023. Sehingga, total saldo obligasi 2023 tersebut menjadi US$300 juta.

Meski langkah perseroan melakukan penebusan obligasi tersebut membawa dampak pembebanan biaya, sambungnya, namun langkah tersebut diambil untuk menghindari bond market risk dan refinancing risk yang dapat terjadi pada 2019. Mengingat, sejak awal 2018, secara umum pasar obligasi global mengalami pergerakan termasuk obligasi perseroan yang diperdagangkan pada pasar sekunder melebar 160-180 bps sejak transaksi.