Trisula International catatkan penjualan Rp1,14 triliun di 2020

Selama 2020, TRIS tercatat mengalami rugi bersih sebesar Rp10,6 miliar, dari laba bersih sebesar Rp795 juta di 2019.

Ilustrasi. Dokumentasi Trisula International.

Emiten tekstil terintegrasi PT Trisula International Tbk. (TRIS), membukukan total penjualan sebesar Rp1,14 triliun pada tahun buku 2020, dengan kontribusi pendapatan yang berimbang antara ekspor dan lokal. Dengan pandemi Covid-19 yang berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian global maupun domestik, Trisula International dan entitas anaknya tetap mempertahankan eksistensi di pangsa pasarnya.

Direktur Utama TRIS Santoso Widjojo menjelaskan, menyikapi tantangan bisnis sebagai dampak pandemi Covid-19, TRIS beserta entitas anaknya terdorong melakukan diversifikasi produk dengan memberdayakan divisi Research and Development dalam melakukan inovasi produk, sesuai dengan kebutuhan pasar selama pandemi. Seperti produk Alat Pelindung Diri (baju hazmat dan masker non-medis), seragam tenaga medis, dan pakaian fungsional. 

"Produk-produk ini kami pasarkan di pasar lokal maupun internasional. Selain itu, perseroan juga terus mengembangkan penjualan melalui e-commerce sebagai upaya mengatasi kendala penurunan trafik akibat PSBB. Oleh karena itu kami yakin di masa mendatang TRIS akan mampu meraih kinerja yang lebih baik lagi,” kata Santoso dalam keterangan persnya yang dikutip pada Selasa (27/4).

Sejalan dengan pandangan ke depan terkait nilai saham, TRIS berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback saham), yang akan diajukan persetujuannya pada RUPSLB tanggal 27 Mei 2021 mendatang. Buyback ini dilakukan karena perseroan menilai harga saham mereka saat ini belum mencerminkan nilai atau kinerja yang sesungguhnya. Selain itu, potensi kinerja saham di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi nasional dan internasional.

Sebagai informasi, menutup 2020, TRIS membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,14 triliun atau terkoreksi sebesar 22,82% YoY, dengan kontribusi pendapatan lokal sekitar 50% dan pendapatan ekspor sekitar 50%.