UMKM butuh pendanaan untuk tingkatkan produktivitas

Sayangnya, alokasi kredit UMKM beberapa negara di Asia Tenggara sebagian besar kepada sektor perdagangan besar dan ritel.

Ilustrasi UMKM. Alinea.id/MT Fadillah

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia membutuhkan pendanaan yang maksimal untuk meningkatkan produktivitasnya. Sayangnya, alokasi kredit UMKM beberapa negara di Asia Tenggara sebagian besar kepada sektor perdagangan besar dan ritel.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengatakan, regulator perlu memerhatikan ketimpangan alokasi dana guna meningkatkan produktivitas UMKM. Misalnya, peningkatan di sektor pertanian melalui penyuluh guna memastikan bisnis berjalan baik.

"Bentuknya bisa yayasan atau lembaga swasta. Penekanannya pada peran profesional sebagai pembina petani dan penghubung ke offtaker dan trader," ucapnya dalam webinar "Peningkatan Produktivitas dan Pendanaan UMKM untuk Mengantisipasi Risiko Resesi Global", Rabu (2/11).

Sementara untuk produk yang membutuhkan proses lebih lanjut, sambung Eko, petani memerlukan dukungan alat mesin pertanian (alsintan). Dari sisi pendanaan, dapat dilakukan lembaga pendukung, seperti yayasan tertentu yang terhubung ke pertanian.

Pemangku kepentingan juga dapat memberikan jaminan kepada petani agar dipercaya perbankan. "Perlu memberikan alternatif pendanaan yang tidak mengatasi ketidaksesuaian skema pembiayaan yang ada dengan karakteristik usaha pertanian," jelasnya.