Saham Unilever, Starbucks, dan Pizza Hut terseok-seok, efek boikot Israel?

Pergerakan harga saham UNVR, MAPB, dan PZZA tak menggembirakan. Terdampak boikot Israel?

Ilustrasi perang Israel-Hamas. Foto Freepik.

Gerakan memboikot produk yang terhubung dengan Israel di tengah konflik Gaza di Indonesia semakin masif. Seruan ini didorong oleh lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan gerakan global Boycott, Divestment, and Sanction (BDS) yang tidak hanya mengarah pada barang dan jasa, tetapi juga pada aspek budaya dengan tujuan memberi tekanan secara ekonomi, sosial, budaya, dan politik terhadap Israel. 

Beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau terafiliasi dengan Israel. Sebut saja emiten PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang produk-produknya masuk dalam daftar gerakan BDS. UNVR menaungi segudang merek consumer goods ternama seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall's, Bango, Royco, Sariwangi, dan masih banyak lagi.

Saham UNVR terpantau turun sejak 26 Oktober 2023 lalu dan terus mengalami pelemahan. Saat itu, harga saham ditutup pada Rp3.980 per saham dan pada perdagangan Rabu (22/10) hari ini UNVR berada di Rp3.500 per saham.

Sementara nasib saham PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB), pengelola brand kopi ternama Starbucks Indonesia tak jauh berbeda dengan UNVR.

Brand kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat (AS) itu disebut-sebut mendukung Israel. Di AS, saham Starbucks anjlok. Selain itu sejumlah outlet Starbucks kini sepi pengunjung di dua titik ibu kota dan kota penyangga.