Upaya Kementan hadapi krisis pangan global

Berbagai program dijalani untuk menghadapi krisis pangan global, bahkan Kementan bersinergi dengan DPPR RI.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya menghadapi krisis pangan global. Bahkan, upaya itu dilakukan dengan bersinergi bersama DPR RI.

“Salah satu upaya Kementerian Pertanian, khususnya kesiapan Sub Sektor Perkebunan dalam menghadapi dampak krisis pangan, yaitu pengembangan seluas 255.150 ha untuk komoditas Sagu, Tebu, Stevia, Kelapa dan Aren,” ujar Andi Nur Alam Syah selaku Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Dirjenbun Kementan) dalam keterangan resminya, Selasa (27/9).

Andi Nur menambahkan, upaya Kementan dalam menghadapi krisis pangan antara lain swasembada gula konsumsi 2024 melalui Bongkar Ratoon; memberikan bantuan berupa komponen bibit, pupuk, dan obat-obatan dan Rawat Ratoon; serta memberikan bantuan berupa komponen pupuk, dan obat-obatan. 

Selain itu, swasembada gula konsumsi dapat dipenuhi melalui beberapa strategi seperti impor (gula mentah/raw sugar), diversifikasi gula nontebu (stevia, aren, kelapa, dan lainnya) dan pemanis buatan (kimia). Ditjen Perkebunan mendorong diversifikasi gula nontebu sebagai alternatifnya.

“Program Kementerian Pertanian khususnya program Ditjenbun dapat menjawab tantangan krisis pangan global, salah satunya Sagu untuk Indonesia (Sagunesia), dimana Pengembangan sagu diarahkan untuk kemandirian pangan lokal (tepung), Pengembangan tepung sagu sebagai substitusi impor, Pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal, dan Pengembangan sagu untuk energi terbarukan (Bioetanol). Dimana sebaran potensi areal sagu nasional seluas 5.5 juta ha di beberapa wilayah,” katanya.