sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Upaya Kementan hadapi krisis pangan global

Berbagai program dijalani untuk menghadapi krisis pangan global, bahkan Kementan bersinergi dengan DPPR RI.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 27 Sep 2022 07:16 WIB
Upaya Kementan hadapi krisis pangan global

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya menghadapi krisis pangan global. Bahkan, upaya itu dilakukan dengan bersinergi bersama DPR RI.

“Salah satu upaya Kementerian Pertanian, khususnya kesiapan Sub Sektor Perkebunan dalam menghadapi dampak krisis pangan, yaitu pengembangan seluas 255.150 ha untuk komoditas Sagu, Tebu, Stevia, Kelapa dan Aren,” ujar Andi Nur Alam Syah selaku Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Dirjenbun Kementan) dalam keterangan resminya, Selasa (27/9).

Andi Nur menambahkan, upaya Kementan dalam menghadapi krisis pangan antara lain swasembada gula konsumsi 2024 melalui Bongkar Ratoon; memberikan bantuan berupa komponen bibit, pupuk, dan obat-obatan dan Rawat Ratoon; serta memberikan bantuan berupa komponen pupuk, dan obat-obatan. 

Selain itu, swasembada gula konsumsi dapat dipenuhi melalui beberapa strategi seperti impor (gula mentah/raw sugar), diversifikasi gula nontebu (stevia, aren, kelapa, dan lainnya) dan pemanis buatan (kimia). Ditjen Perkebunan mendorong diversifikasi gula nontebu sebagai alternatifnya.

“Program Kementerian Pertanian khususnya program Ditjenbun dapat menjawab tantangan krisis pangan global, salah satunya Sagu untuk Indonesia (Sagunesia), dimana Pengembangan sagu diarahkan untuk kemandirian pangan lokal (tepung), Pengembangan tepung sagu sebagai substitusi impor, Pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal, dan Pengembangan sagu untuk energi terbarukan (Bioetanol). Dimana sebaran potensi areal sagu nasional seluas 5.5 juta ha di beberapa wilayah,” katanya.

Andi Nur menjelaskan, untuk lokasi pengembangan komoditas sagu dilaksanakan di provinsi Riau (Kab Kepulauan Meranti), Sulawesi Selatan (Kab Luwu dan Kab Luwu Utara) dan Papua Barat (Kab Sorong Selatan). Sedangkan untuk komoditas stevia pada provinsi Sumatera Utara (Kab. Humbang Hasundutan) dan Sulawesi Utara (Kab. Minahasa Utara). Komoditas aren di provinsi Banten (Kab. Lebak dan Kab. Pandeglang).

Adapun tiga Strategi menuju kondisi ideal, kata dia, antara lain peningkatan produktivitas untuk jangka pendek melalui Intensifikasi, yaitu bantuan Pupuk dan saprodi lainnya. Sedangkan jangka panjang (TR dan TTM), yaitu penyediaan varietas unggul untuk peremajaan dan perluasan dengan melalui nursery dan penyediaan benih kerja sama dengan BPTP. 

Kemudian, peningkatan kapasitas produksi melalui ekstensifikasi dengan penyediaan varietas unggul dan saprodi lainnya. Terakhir, peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui pengembangan ekosistem perkebunan dan informasi pasar serta market intelegence, penerapan GAP dan GMP, serta penyediaan alat pascapanen dan pengolahan.

Sponsored

Andi Nur menambahkan, upaya pemerintah dalam pengembangan perkebunan nasional dengan logistik benih dan pengembangan kawasan melalui perluasan; peremajaan; dan rehabilitasi untuk meningkatkan produksi komoditas (program jangka panjang) kelapa, jambu mete, kakao, karet, lada, cengkeh, teh, vanili, dan kayu manis. Selain itu, lanjut Andi Nur, juga dilakukan pengembangan kawasan melalui Intensifikasi (program jangka pendek) untuk meningkatkan produksi kopi, kakao, karet, lada, pala dan cengkeh. 

Sedangkan untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui penyediaan alat pascapanen serta pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, karet, kelapa, kakao, pinang, kayu manis, dan nilam. 

"Untuk skema pembiayaan sendiri, tidak hanya mengandalkan APBN/APBD, namun juga melalui pemanfaatan KUR dan CSR serta investasi," ucapnya.

Komisi IV DPR RI merespon baik upaya-upaya Kementan melalui Ditjenbun untuk menghadapi krisis pangan, mendorong dan akan bersama-sama mengawal pelaksanakan program-program unggulannya. Komisi IV menyampaikan agar Ditjenbun juga melakukan kajian serta evaluasi kegiatan apa yang tepat sasaran, sehingga dapat mengungkit peningkatan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan.

Berita Lainnya
×
tekid