Usai RUPST, Pertamina lanjutkan transformasi subholding

Komposisi manajemen diisi pekerja karir berusia muda.

Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) Tbk, Jakarta, Desember 2019. Google Maps/M Mirza Mushoffa

PT Pertamina (Persero) melanjutkan transformasinya pada tingkat subholding bisnis sebagai tindak lanjut atas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (12/6). Direksi mengukuhkan pimpinan subholding pada Sabtu (13/6).

"Dengan subholding ini, setiap bisnis nantinya dapat bergerak lebih cepat dan lincah untuk pengembangan kapabilitas kelas dunia dan pertumbuhan skala bisnis yang akan menunjang Pertamina menjadi perusahaan global energi terdepan dengan nilai pasar US$100 miliar," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, via keterangan resminya, Sabtu malam (14/6).

Terdapat lima subholding yang dibentuk. Upstream subholding, operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi dan gas subholding, dijalankan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN.

Selanjutnya subholding refinery and petrochemical subholding, dioperasionalkan PT Kilang Pertamina Internasional; power and NRE subholding, dijalankan PT Pertamina Power Indonesia; serta commercial & trading subholding, dioperasionalkan PT Patra Niaga. Pun terdapat shipping company, dijalankan PT Pertamina International Shipping.

Nicke menyatakan, pembentukan holding migas tersebut merupakan langkah strategis yang akan tercatat dalam sejarah Pertamina. Apalagi, lingkup bisnisnya luas dengan tantangan dan kompetisi berbeda serta memiliki kekhususan risiko masing-masing.