Wamenkeu ungkap dua strategi turunkan defisit APBN hingga 3% pada 2023

Reformasi struktural perlu terus dilanjutkan untuk membangun pondasi pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara. Foto Kementerian Keuangan

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, terdapat dua cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk menurunkan defisit fiskal hingga 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023, yakni dengan menaikkan penerimaan dan mempertajam belanja negara.

“Harus dilakukan konsolidasi fiskal sehingga secara gradual defisitnya diturunkan menuju ke bawah 3% dari PDB di tahun 2023 dengan dua cara. Satu, menaikkan penerimaan. Dua, pertajam belanja negara,” ujar Suahasil Nazara dalam keterangan tertulis, Kamis (14/10).

Suahasil mengatakan, kedua cara tersebut dilakukan dalam rangka konsolidasi fiskal untuk menjaga keberlanjutan fiskal jangka menengah-panjang.

“Tahun ini penerimaan bisa naik dan kemudian kita juga melakukan penajaman-penajaman belanja. Secara bersamaan, kita melakukan satu rangkaian reformasi struktural. Ini tentu reformasi struktural efeknya bukan dalam jangka pendek, efeknya adalah jangka panjang. Mengubah landscape bekerjanya ekonomi Indonesia,” tutur Suahasil.

Menurutnya reformasi struktural perlu terus dilanjutkan untuk membangun pondasi pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Salah satu proses reformasi struktural yang dilakukan adalah dengan melakukan reformasi perpajakan melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) untuk mendorong sistem perpajakan yang adil, sehat, efektif, dan akuntabel.