Warga Tuban tolak pembangunan kilang minyak terbesar di Indonesia

Keberatan masyarakat menolak pembangunan kilang minyak karena lahan mereka selama ini menjadi sumber mata pencaharian. 

Dua pekerja memeriksa proses pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi Green Gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan Green LPG secara co-processing di kilang PT Pertamina (persero) Refinery Unit (RU) III Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (21/12/2018). Antara Foto

Sejumlah warga Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menolak rencana PT Pertamina membangun kilang minyak terbesar di Indonesia yang rencanya akan mulai direalisasikan pada Januari 2019. Masyarakat menolak lahan mereka dibebaskan untuk pembangunan kilang minyak tersebut. 

Keberatan masyarakat menolak pembangunan kilang minyak bukan tanpa alasan. Menurut Anggota DPRD Jawa Timur, Agus Maimun, tanah milik warga Kabupaten Tuban yang masuk dalam rencana pembangunan kilang minyak tersebut selama ini menjadi sumber mata pencaharian mereka. 

“Masyarakat keberatan jika tanahnya dibebaskan. Bahkan ada juga yang menolak karena lahan pertanian mereka telah menjadi tulang punggung mata pencaharian selama ini,” kata Agus Maimun di Jawa Timur pada Selasa (8/1)

Agus mengatakan, jika tak ada penyelesaian lantaran masyarakat keberatan atau menolak, pihak Pemprov Jawa TImur sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk membangunnya pada 2019.  Menurutnya, masyarakat masih trauma karena perubahan ekonomi ke arah industrialisasi di Kabupaten Tuban kurang memberi kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Politisi asak PAN dari dapil Kabupaten Tuban dan Bojnonegoro itu mencontohkan, sejumlah investasi yang ada I Kabupaten Tuban yakni pabrik semen, pendirian PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ternyata tidak memberi manfaat terhadap masyarakat sekitar. Sebab, para pekerja sebagian besar berasal dari luar daerah dan asing.