WIKA bidik kontrak baru Rp66,74 T tahun ini

WIKA membidik potensi kontrak baru senilai Rp66,74 triliun pada 2019 atau naik 32% dari 2018.

RUPSLB PT Wijaya Karya Tbk. di Gedung WIKA, Jakarta, Senin (28/1). RUPSLB memutuskan untuk menghapus status Persero dari nama perusahaan, . (Alinea.id/Eka Setiyaningsih)

PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) membidik potensi kontrak baru senilai Rp66,74 triliun pada 2019. Angka tersebut tumbuh 32% jika dibandingkan dengan kontrak tahun lalu yakni Rp50,65 triliun.

"Pada 2019 kami tidak pesimis, semua target meningkat karena potensi ekonomi juga naik dan konsumsi meningkat," kata Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana di Jakarta, belum lama ini.

Tumiyana menjelaskan perusahaan membidik proyek di sektor infrastruktur, properti, dan energi. Beberapa contoh proyeknya, yakni pembangunan kawasan hunian di Jawa dan Bali, Transit Oriented Development (TOD) di jalur strategis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), pembangkit listrik, dan produksi massal motor listrik. 

“Nantinya, proyek properti akan dikerjakan oleh anak usahanya, PT Wijaya Karya Realty,” kata dia.

Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih menyebut entitas usaha itu memiliki proyek di daerah lain, seperti Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.