Yield obligasi AS dan mutasi Covid-19 buat IHSG terjun ke zona merah

Naiknya imbal hasil obligasi AS mendorong aksi jual saham. Pasalnya, imbal hasil obligasi menjadi menarik.

Ilustrasi foto. Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,35% ke level 6.290 pada perdagangan Kamis (4/3). Sektor pertambangan yang turun 2,87% dan sektor keuangan yang turun 1,79% menjadi pendorong pelemahan IHSG.

Investor melakukan transaksi sejumlah 27,5 miliar saham, dengan nilai mencapai Rp14 triliun. Tercatat 154 saham berada di zona hijau dan 314 saham mengalami penurunan.

Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp17 miliar di seluruh pasar dan Rp354 miliar di pasar reguler. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), menjadi tiga saham yang paling banyak dilepas oleh asing.

Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, dari eksternal, pelemahan IHSG terdorong oleh penurunan indeks bursa regional Asia, seiring sentimen kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah dan rilis data ekonomi AS. 

Seperti diketahui, yield obligasi pemerintah AS berbalik arah dengan naiknya yield obligasi AS bertenor 10 tahun ke level 1,48% yang sebelumnya di level 1,40%.