PBB: Perempuan Rohingya jadi target perdagangan manusia

Sejak September 2017, IOM mengatakan telah mengidentifikasi 99 kasus perdagangan manusia yang menimpa warga Rohingya.

Gadis pengungsi Rohingya di kamp Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 13 Oktober 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) mengungkapkan bahwa sejumlah gadis pengungsi Rohingya dijual ke kamp kerja paksa oleh keluarga-keluarga putus asa di pusat-pusat pengungsian penuh sesak di Bangladesh.

Setidaknya sejak September 2017, IOM mengatakan telah mengidentifikasi 99 kasus perdagangan manusia. Mereka memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.

Laporan IOM yang dirilis minggu ini mengungkapkan, dari para korban, 35 adalah para gadis dan 31 adalah wanita. Tiga puluh satu gadis dan 26 perempuan dewasa berakhir dengan kerja paksa.

"Kisah-kisah yang biasa kami dengar adalah orang-orang yang rentan didekati oleh pedagang dengan janji-janji palsu tentang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik," ungkap juru bicara IOM Dinar Parmer. 

"Orang-orang mungkin sadar itu berbahaya, namun mereka merasa sangat putus asa sehingga bersedia mengambil tindakan ekstrem. Mungkin mengorbankan satu anggota keluar demi yang lainnya," imbuhnya.