Garis depan Gaza-Israel relatif aman pasca-gencatan senjata berlaku

Upaya mediasi yang dilakukan Mesir berhasil membuat Israel dan militan di Gaza menahan diri untuk tidak saling menyerang.

Ayah dari seorang Palestina bernama Khaled Sultan, yang tewas dalam serangan udara Israel, berduka cita di sebuah rumah sakit di utara Jalur Gaza, Selasa (13/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Zakot

Kalangan militan Palestina dan Israel menahan diri untuk tidak saling melancarkan serangan pada Selasa (13/11) setelah Mesir mengusahakan mediasi. Hal ini menjadikan garis depan Gaza relatif aman.

Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Gaza dan anggota militan di Gaza membalasnya dengan menembakkan roket-roket ke wilayah Israel.

Pertempuran berhenti pukul 17.00 waktu setempat (pukul 23.00 WIB) dan seorang pejabat Palestina yang memberikan taklimat mengenai perundingan mengatakan faksi-faksi Gaza menghentikan serangan sebagai bagian dari perjanjian yang diusulkan Mesir. Para pejabat Israel membenarkan Kairo terlibat dalam pengaturan pada Selasa.

Sejak Senin, serangan-serangan udara Israel telah menewaskan tujuh warga Palestina, dan menghancurkan beberapa bangunan yang digunakan Hamas, yang memerintah Gaza.

Serangan-serangan roket dari Gaza menyebabkan warga di bagian selatan Israel pergi ke tempat-tempat perlindungan, melukai puluhan orang dan membunuh seorang buruh asal Palestina dari Tepi Barat, yang dijajah Israel.