Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyatakan, Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Afghanistan mengimbau dunia untuk memiliki hubungan yang baik antar negara. Sekaligus, membuat komitmen tegas pada pendidikan anak perempuan.
Meskipun, tuntutan internasional untuk memungkinkan semua anak Afghanistan kembali ke sekolah. Sudah hampir dua bulan mantan pemetintah yang didukung barat runtuh dan pasukan pemberontak menyapu Kabul.
"Masyarakat internasional perlu mulai bekerjasama dengan kami. Dengan ini, kita akan dapat menghentikan rasa tidak aman dan pada saat yang sama, kita akan dapat terlibat secara positif dengan dunia," kata penjabat Menlu Amir Khan Muttaqi di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan di Institut Doha untuk Studi Pascasarjana.
Namun, Taliban menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah. Permasalahan ini, salah satu tuntutan utama masyarakat internasional setelah keputusan bulan lalu bahwa sekolah di atas kelas enam akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.
Muttaqi mengungkapkan, pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati, tetapi hanya berkuasa selama beberapa minggu dan tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan reformasi.