Afrika Timur dan wilayah tanduk bersiap untuk kekeringan terburuk

Kekeringan tersebut terjadi setelah beberapa dekade terakhir.

Ilustrasi kekeringan di Sudan, Benua Afrika. Foto AFP/Stefanie Glinski

Wilayah Afrika timur dan daerah tanduk, tengah bersiap untuk kekeringan terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa dekade. Daerah itu berada di kawasan semenanjung Afrika Timur yang menonjol ke Laut Arabia dan terletak di sepanjang bagian selatan Teluk Aden, meliputi Somalia, Jibuti, Ethiopia, Somaliland, dan Eritrea.

Pekerja pertanian diminta bersiap karena pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan suhu tinggi dan curah hujan di bawah normal sampai pertengahan tahun ini.

Associated Press pada Kamis (14/4), menyatakan, Otoritas Pembangunan Antarpemerintah memberi peringatan hujan kemungkinan akan gagal selama empat tahun berturut-turut. Hal itu memicu kekhawatiran meningkatnya kasus kekurangan gizi, ancaman terhadap mata pencaharian, dan risiko parah bagi 29 juta orang di wilayah tersebut. Ahli meteorologi menghubungkan kekeringan yang sedang berlangsung dengan perubahan iklim disebabkan oleh manusia dan menyebabkan peningkatan pemanasan di Samudra Hindia.

Seperti kebanyakan di wilayah Afrika lain, ekonomi di wilayah timur dan daerah tanduk mengandalkan pertanian dengan sistem tadah hujan. Dengan begitu, lahan akan menjadi rentan terhadap cuaca ekstrem.

Petani di Nyandarua, Kenya, Charity Kimaru, mengatakan, peningkatan suhu yang tercatat selama beberapa bulan terakhir telah berakibat fatal. Pertaniannya gagal menghasilkan panen. 
Padahal, Kimaru telah mempraktikkan metode pertanian campuran dengan memelihara ternak sekaligus menanam sayuran di lahan yang sama. Namun, hasilnya tetap tak mencukupi.