Agresi Rusia ke Ukraina perburuk krisis pangan Afrika Barat

Sekitar 27 juta orang yang menderita kelaparan di Afrika Barat. Jumlah ini bisa meningkat menjadi 38 juta pada Juni 2022.

Ilustrasi kekeringan di Sudan, Benua Afrika. Foto AFP/Stefanie Glinski

Negara-negara di kawasan Afrika Barat menghadapi krisis pangan terburuk sepanjang sejarah akibat konflik, kekeringan, dan perang yang terjadi di Ukraina. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap harga dan ketersediaan pangan di Afrika Barat.

Melansir Reuters pada Selasa (5/4), ada sekitar 27 juta orang yang menderita kelaparan di Afrika Barat. Jumlah ini bisa meningkat menjadi 38 juta pada Juni 2022 bahkan meningkat 40% dari tahun lalu, dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Darurat pangan kali pertama diserukan 11 organisasi internasional yang menjadi lembaga donor di Afrika Barat.

Sebagian besar wilayah Afrika Barat, antara lain Burkina Faso, Mali, Niger, dan Nigeria, mengalami kondisi sosial lebih parah akibat konflik agama. Akibatnya, jutaan orang terpaksa meninggalkan tanah mereka.

Negara lainnya, Chad, menjadi wilayah yang paling parah terdampak kelaparan. Wilayah ini juga mengalami banjir dan kekeringan yang memburuk karena dampak perubahan iklim sehingga lebih sulit untuk bertani.

Jaringan Pencegahan Krisis Pangan Afrika Barat mencatat, produksi sereal pada 2021-2022 turun 39% di Niger dan 15% di Mali. Selain itu, harga pangan global melonjak dan perdagangan terganggu karena invasi Rusia ke Ukraina.