Amnesty: Kekerasan seksual jadi senjata dalam perang Tigray

Kelompok hak asasi manusia merilis laporannya ketika pejabat penegak hukum Ethiopia menyelidiki pelanggaran tersebut.

Ilustrasi. foto DW

Pasukan Ethiopia dan Eritrea memperkosa ratusan perempuan dan anak perempuan selama perang Tigray, kata Amnesty International dalam sebuah laporan Rabu.

Kelompok hak asasi manusia merilis laporannya ketika pejabat penegak hukum Ethiopia menyelidiki pelanggaran tersebut, dengan setidaknya tiga tentara dihukum dan 25 lainnya didakwa.

"Jelas bahwa pemerkosaan dan kekerasan seksual telah digunakan sebagai senjata perang untuk menimbulkan kerusakan fisik dan psikologis yang berkepanjangan pada perempuan dan anak perempuan di Tigray," kata Sekretaris Jenderal Amnesti Agnes Callamard.

"Keparahan dan skala kejahatan seksual yang dilakukan sangat mengejutkan, sama dengan kejahatan perang dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan."

Apa yang dikatakan laporan itu?
Amnesty mengatakan bahwa laporannya didasarkan pada wawancara dengan 63 penyintas kekerasan seksual di wilayah bergolak antara Maret dan Juni.