AS desak pemimpin kudeta militer Sudan hindari kekerasan

Antony Blinken minta pasukan keamanan Sudan harus menghormati hak asasi manusia.

Sebuah barikade jalan dibakar selama apa yang disebut kementerian informasi sebagai kudeta militer di Khartoum, Sudan, 25 Oktober 2021. REUTERS/El Tayeb Siddig.

Amerika Serikat, Jumat (29/10), mendesak para pemimpin kudeta militer Sudan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap pengunjuk rasa yang bakal digelar hari ini, Sabtu (30/10), guna menentang pengambilalihan kekuasaan.

"Besok akan menjadi indikasi nyata tentang apa niat militer itu," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri saat memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim.

"Kami menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari setiap dan semua kekerasan terhadap pengunjuk rasa, dan untuk sepenuhnya menghormati hak warga untuk berdemonstrasi secara damai," lanjut pejabat itu.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperkuat pesan pejabat itu dalam sebuah postingan di Twitter kemarin. Ia mengatakan pasukan keamanan Sudan harus menghormati hak asasi manusia dan segala kekerasan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima.

Washington merasa lega setelah melihat Perdana Menteri Sudan yang digulingkan Abdalla Hamdok diizinkan pulang. Pejabat itu juga menambahkan Hamdok masih dalam tahanan rumah dan tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.