Bom Israel mengancam artefak dan situs kuno 3 agama di Gaza

Dengan sejarah lebih dari 5.000 tahun, Gaza telah lama menjadi harta karun arkeologi.

Arkeolog Perancis, Dominique M. Cabaret dan Jean-Baptiste Humbert di gudang arkeologi Palestina Perancis di Kota Gaza. (File foto oleh Fadel Al-Utol, 2021)

Serangan brutal Israel ke Gaza sejak peristiwa 7 Oktober tidak hanya menghancurkan manusia dan tempat yang mereka tinggali. Situs-situs bersejarah di Gaza pun terancam punah. Padahal arkeologi di Gaza sangat penting mengingat wilayah itu tempat bagi peninggalan arkeologi tiga agama terbesar di dunia, Islam, Kristen dan Yudaisme.

Dengan sejarah lebih dari 5.000 tahun, Gaza telah lama menjadi harta karun arkeologi. Para pekerja di lokasi konstruksi di Gaza secara rutin menemukan permata kuno.

Penemuan seperti biara Saint Hilarion, dan Tel Umm el-Amr, yang bisa dibilang merupakan situs arkeologi terbesar di Gaza, mungkin tidak mengejutkan mengingat kedekatan Gaza dengan tempat-tempat suci Kristen, Islam dan Yudaisme.

Arti penting sejarah Gaza juga berasal dari lokasinya di jalur perdagangan kuno antara Mesir dan Levant.

Namun dengan pemboman Israel selama tujuh minggu terakhir, terdapat kekhawatiran yang semakin besar mengenai masa depan situs-situs tersebut yang telah ditemukan dan situs-situs yang belum ditemukan.

Menurut Kementerian Wakaf dan Agama yang berbasis di Gaza, lebih dari 31 masjid telah hancur dan lebih dari tiga gereja rusak parah sejak pertempuran dimulai setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.