Amnesty International: China pakai dalih terorisme dalam isu muslim Uighur

Amnesty International pada September 2018 mengungkap dugaan terdapat sekitar 1 juta muslim Uighur yang ditahan di Xinjiang, China.

Kiri ke kanan; wakil ketua DPR RI Fadli Zon, wartawan Anadolu Agency Pizaro Gozali, wasekjen MUI Amirsyah Tambunan, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Agung Nurwijoyo, wakil ketua Aksi Cepat Tanggap (ACT) Syuhelmaidi Syukur, dan Direktur Amnesty International Usman Hamid dalam diskusi 'Mengungkap Fakta Pelanggaran HAM terhadap Etnis Uighur' di Menteng, Jakarta, Kamis (20/12). Alinea.id/Valerie Dante

Berdasarkan laporan Amnesty International pada September 2018, diduga ada sekitar 1 juta muslim Uighur yang berada di kamp interniran di Xinjiang, China. Angka itu merupakan 10% dari total 11,3 juta populasi Xinjiang yang terdiri dari etnis minoritas lainnya.

"1 juta orang itu sebagian besar dituduh sebagai ekstremis tanpa bukti yang jelas. Mereka dituduh memiliki keterkaitan dengan terorisme," terang Direktur Amnesty International Usman Hamid dalam diskusi 'Mengungkap Fakta Pelanggaran HAM terhadap Etnis Uighur' di Menteng, Jakarta, Kamis (20/12).

Namun, menurut Usman, alasan penahanan tersebut hanya merupakan dalih pemerintah China.

"Perang melawan terorisme dan ekstremisme menjadi dalih yang menyembunyikan praktik-praktik yang melanggar hak asasi manusia muslim Uighur," tegasnya.

Dalih ini, lanjutnya, pemerintah gunakan sebagai pembenaran penangkapan muslim Uighur secara sewenang-wenang.