Coronavirus: WHO desak peningkatan produksi peralatan medis

Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang merupakan empat negara yang mengalami lonjakan kasus coronavirus jenis baru.

Petugas di Korea Selatan dengan baju pelindung beristirahat setelah membersihkan jalan di Daegu di tengah meningkatnya kasus coronavirus jenis baru di negara itu, Senin (2/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (3/2) memperingatkan kekurangan dan tingginya harga peralatan pelindung untuk memerangi coronavirus jenis baru atau Covid-19 yang menyebar dengan cepat. WHO mendesak perusahaan dan pemerintah terkait untuk meningkatkan produksi sebesar 40%.

"Persediaan cepat habis. WHO memperkirakan bahwa setiap bulannya dibutuhkan 89 juta masker medis, 76 juta sarung tangan medis, dan 1,6 juta goggle untuk merespons Covid-19," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.

Di Capitol Hill, asisten sekretaris untuk Kesiapan dan Respons (ASPR) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat Robert Kadlec menerangkan bahwa AS memiliki sekitar 35 juta masker N95. Menurutnya, itu sekitar 10% dari 3,5 miliar yang diperkirakan akan dibutuhkan AS jika Covid-19 meningkat statusnya jadi pandemi.

Para pejabat kesehatan dunia telah menyatakan bahwa masker N95 efektif dalam melindungi pekerja layanan kesehatan dari infeksi coronavirus jenis baru, mendorong permintaan global agar pasokannya melonjak.

WHO menyatakan bahwa sejak muncul wabah coronavirus jenis baru, harga masker bedah meningkat enam kali lipat, N95 tiga kali lipat, dan pakaian pelindung dua kali lipat.