Covid-19 dapat picu jutaan kehamilan yang tidak diinginkan

Covid-19 memiliki dampak besar pada perempuan dan remaja perempuan ketika sistem kesehatan menjadi kelebihan beban.

Ilustrasi perempuan hamil / Pixabay

Lockdown atau karantina wilayah yang tengah berlangsung di beberapa negara/wilayah di dunia dan gangguan besar terhadap layanan kesehatan selama pandemik Covid-19 dapat mengakibatkan tujuh juta kehamilan yang tidak diinginkan. Demikian menurut data yang dirilis pada Selasa oleh United Nations Population Fund (UNFPA) dan mitra.

Tidak hanya itu, angka kekerasan berbasis gender dan praktik berbahaya lainnya juga dapat meroket akibat krisis ini.

"Data baru ini menunjukkan dampak bencana yang dipicu Covid-19 pada perempuan dan remaja perempuan secara global," ujar Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem seperti dikutip dari situs web PBB.

"Pandemik ini memperdalam ketidaksetaraan, dan jutaan perempuan dan remaja perempuan sekarang berisiko kehilangan kemampuan untuk merencanakan keluarga mereka, melindungi tubuh mereka, serta kesehatan mereka."

Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), UNFPA bekerja untuk melayani kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana, untuk menghilangkan kekerasan berbasis gender, dan praktik-praktik berbahaya seperti mutilasi alat kelamin wanita (FGM) dan pernikahan anak. UNFPA juga fokus untuk mengakhiri semua kematian ibu yang dapat dicegah.