Ahli: Donald Trump tingkatkan risiko penyerangan terhadap jurnalis

Donald Trump kerap menyerang awak media secara verbal atas pemberitaan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump / Reuters

Serangan Donald Trump terhadap pers meningkatkan risiko kekerasan terhadap jurnalis. Demikian peringatan yang disampaikan oleh ahli PBB tentang kebebasan berekspresi.

Para ahli PBB dan Inter-Amerika tentang kebebasan berekspresi mengutuk presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 itu dan mendesaknya untuk menghentikan upaya-upaya merusak peran media meminta pertanggungjawaban pemerintah.

Dikutip dari Independent, Sabtu (4/8), Trump secara teratur menunjuk media sebagai "musuh rakyat AS". Dia juga kerap berkata bahwa media "sangat tidak jujur" serta menuding pers "mendistorsi demokrasi" atau menyebarkan "teori konspirasi dan kebencian membabi buta." 

"Serangannya bersifat strategis, dirancang untuk melemahkan kepercayaan diri dalam melaporkan dan meningkatkan keraguan tentang fakta-fakta yang dapat diverifikasi," ungkap David Kaye dan Edison Lanza, pelapor khusus PBB untuk kebebasan berekspresi sekaligus Komisi Inter-Amerika tentang hak asasi manusia (HAM).

"Serangan-serangan tersebut bertentangan dengan kewajiban negara untuk menghormati kebebasan pers dan hukum HAM internasional. Kami sangat prihatin bahwa serangan ini meningkatkan risiko para jurnalis menjadi sasaran kekerasan."