Gedung Putih tolak kaitan penembak di Selandia Baru dengan Trump

Lima puluh orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat penembakan yang dilakukan oleh Brenton Tarrant di dua masjid di Selandia Baru.

Umat Kristen berdoa bagi korban penembakan masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Gedung Putih pada Minggu (17/3) menepis upaya untuk mengaitkan Donald Trump dengan pelaku penembakan di dua masjid di Selandia Baru yang membunuh 50 orang. Mereka menyatakan aksi tersebut dilakukan oleh seorang individu yang tidak dapat ditimpakan pada seorang politikus.

"Presiden bukan seorang penganut supremasi kulit putih. Saya tidak tahu sudah berapa kali kami katakan itu," kata Mick Mulvaney, penjabat kepala staf Gedung Putih, kepada Fox News.

Trump sendiri pada Jumat (15/3) telah mengutuk penembakan tersebut dan Gedung Putih mencapnya sebagai "tindakan kebencian yang ganas."

Ketika ditanya oleh seorang wartawan pada Jumat apakah menurutnya nasionalisme ras kulit putih sebagai ancaman meningkat di seluruh dunia, Trump mengatakan, "Saya sungguh tidak tahu. Saya pikir hanya sekelompok kecil orang."

Manifesto pelaku penembakan di dua masjid di Selandia Baru memuji Trump tersebut sebagai simbol identitas kulit putih yang baru. Pengaitan itu menimbulkan kritik bahwa Trump tidak cukup kuat mengutuk ujaran kebencian dan menggerakkan sentimen anti-muslim.