Hari-hari terakhir Gorbachev di singgasana Soviet

Kudeta yang gagal pada 1991 mempertautkan nasib Gorbachev, Yeltsin, dan Vladimir Putin.

Presiden Uni Soviet (kiri) Mikhael Gorbachev bersalaman dengan Presiden Rusia Boris Yeltsin setelah kudeta yang gagal di Moskow pada 23 Agustus 1991. /Foto Reuters

Penasihat keamanan Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush, Brent Scowcroft sedang rebahan di kamar hotelnya di Kennebunkport, Maine, saat CNN menayangkan sebuah kabar mengagetkan dari Moskow, Rusia. Tanpa detail terperinci, pembawa acara CNN mengumumkan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet Mikhael Gorbachev memutuskan mundur karena alasan kesehatan.  

Itu petang tanggal 19 Agustus 1991. 

Mantan perwira angkatan udara AS itu langsung merasa ada sesuatu yang janggal. Beberapa pekan sebelumnya, ia dan Bush bertemu Gorbachev saat berkunjung ke Rusia. Di mata Scowcroft, pria yang juga menjabat sebagai Presiden Uni Soviet itu terlihat sangat bugar.  
 
Brent Scowcroft mula-mula menghubungi deputinya, Robert Gates. Ia meminta Gates mengecek kebenaran informasi itu ke CIA. Gates melaporkan CIA belum punya informasi lugas. Instansi-intansi pemerintah lainnya juga serupa.    

Scowcroft akhirnya menghubungi Bush. Meski belum mendapat informasi berkategori "A1", ia mengungkap kemungkinan terjadi kudeta di terhadap Gorbachev. 

"Ya, Tuhan," ujar Bush usai mendengar laporan tersebut sebagaimana dinukil dari A World Transformed karya Scowcroft dan Bush yang diterbitkan kali pertama pada 1999.