Horor bomber perempuan: Dari pembunuhan Rajiv Ghandi hingga aksi Black Widows

Sebelum ISIS, bomber perempuan digunakan kelompok-kelompok separatis seperti Macan Tamil, Partai Pekerja Kurdistan, dan milisi Chechnya.

Ilustrasi perempuan pelaku bom bunuh diri. Alinea.id/Oky Diaz

Berbalut pakaian tradisional salwar kameez berwarna oranye, dengan perut membusung bak orang hamil, Dhanu menyelinap masuk ke area kampanye calon anggota kongres Rajiv Gandhi di Sriperumbudur, sebuah desa di Madras (sejak 1996 bernama Chennai), ibu kota Tamil Nadu, India.

Sambil memegang karangan bunga dari bahan kayu cendana, Dhanu kemudian berdiri di antara pendukung dan loyalis eks perdana menteri India itu. Di depan dara berusia 17 tahun berkacamata tebal itu, sebuah karpet merah telah terbentang untuk menyambut Rajiv.

Syahdan, rombongan kendaraan yang membawa Rajiv tiba di area kampanye. Turun dari mobil, Rajiv melangkah ke arah podium sembari menyapa kerumunan para simpatisan dan pendukung. Di sepanjang jalan, putra Indira Gandhi itu berulang kali dikalungi karangan bunga.

Berdesak dalam kerumunan, Dhanu pun mencoba mendekati Rajiv. Seorang polisi perempuan mencoba menghalaunya. Rajiv melerai. "Tenang, sayang," ujar Rajiv kepada sang polisi sebagaimana dilaporkan Outlook India dalam "Lady with The Poison Flowers". 

Rajiv lantas bertukar salam dengan Dhanu. Saat berlutut menyentuh kaki Rajiv, Dhanu mengaktifkan bom sabuk yang melilit di pinggang dan perutnya. Tepat pukul 10 malam waktu setempat pada 21 Mei 1991, bom itu meledak. Rajiv, Dhanu, dan 16 orang lainnya tewas seketika.