Indonesia-Maroko teken 4 MoU soal ekonomi dan kontraterorisme

Dua di antara MoU yang diteken terkait dengan penguatan kerja sama ekonomi di bidang perikanan dan perindustrian.

Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Senin (28/10). Alinea.id/Valerie Dante

Dalam pertemuan bilateral pada Senin (28/10), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita menandatangani empat nota kesepahaman (MoU) terkait penguatan kerja sama ekonomi dan kontraterorisme.

"Tadi kami membahas prioritas kerja sama, terutama untuk bidang ekonomi. Dua di antara MoU yang kami tandatangani terkait penguatan kerja sama ekonomi di bidang perikanan dan perindustrian," jelas Menlu Retno dalam konferensi pers bersama di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.

Untuk memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Maroko, Menlu Retno menyebut penting untuk segera melakukan negosiasi perjanjian perdagangan preferensial (PTA) antara kedua negara. Dia berharap, negosiasi tersebut dapat dimulai sebelum akhir 2019.

"Dengan PTA, hambatan tarif perdagangan dapat dihilangkan," tutur Menlu Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Bourita menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Maroko. Untuk itu, pihaknya menyambut baik negosiasi di bidang PTA untuk mendorong hubungan ekonomi kedua negara.