Isu keamanan mengemuka, proyek Terusan Kra tertunda

Pengamat keamanan di Thailand menyatakan proyek tersebut sangat riskan dalam hal keamanan, terutama terkait konflik di Thailand selatan.

Ilustrasi kanal di eropa/Pixabay.com

Pemerintah Junta Militer Thailand menyatakan mereka tidak memprioritaskan pembangunan Terusan Kra sebagai program utama. Mereka juga belum menyiapkan kebijakan khusus mengenai proyek yang menghubungkan Samudera Hindia dan Pasifik.

Panjang Terusan Kra yang akan dibangun sekitar 50 hingga 100 km, tergantung rute yang dipilih dengan kedalaman terusan mencapai 25 meter. China pun disebut serius ingin menggarap proyek Terusan Kra. Bahkan, mereka akan mempekerjakan 5.000 orang dan menggelontorkan dana mencapai US$30 miliar atau setara dengan Rp428 triliun.

Juru bicara Pemerintah Thailand Letnan Jenderal Sansern Kaewkamnerd mengungkapkan, Perdana Menteri (PM) Prayut Chan-O-Cha bersikeras kalau pemerintahannya tidak memiliki kebijakan mengenai proyek tersebut. “Masih banyak permasalahan di wilayah tersebut. Permasalahan tersebut harus menjadi prioritas,” ujar Sansern dilansir dari Channel News Asia, Senin (12/2).

Pernyataan tersebut merespons kelompok yang mendukung pembangunan dan pengembangan Terusan Kra yang dipimpin tokoh berpengaruh di Thailand. Kelompok tersebut mendorong publik untuk berbagi pemikiran secara online mengenai proyek itu.

Sansern menyarankan masyarakat di Thailand selatan untuk menahan diri dan berhati-hati mengenai dukungan terhadap proyek Terusan Kra. Apalagi, hal tersebut dianggap bisa memicu kesalahpahaman di antara masyarakat. “Saat ini, pemerintah masih mempertimbangkan dampak positif dan negatif pembangunan terusan tersebut,” ujarnya.