Jepang bertekad teken perjanjian damai dengan Rusia

Rusia dan Jepang telah melakukan pembicaraan untuk menandatangani perjanjian damai sejak pertengahan Abad ke-20.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama pada 22 Januari 2019. / Kremlin

Pemerintah Jepang bertekad untuk mencapai solusi atas sengketa teritori dan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pidatonya pada pembukaan sesi parlemen, Senin (20/1).

"Langkah demi langkah, kesepakatan, yang kami capai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tengah dilaksanakan," ujar PM Abe. "Mantan penduduk kepulauan (Kuril Selatan) melakukan perjalanan ziarah dengan pesawat ke makam kerabat mereka dan kegiatan ekonomi bersama sedang dibudidayakan di empat pulau."

"Kami akan mempercepat perundingan berdasarkan Deklarasi Bersama 1956, menyelesaikan masalah teritorial, dan menandatangani perjanjian damai. Kami bergerak ke arah itu tanpa ragu-ragu. Saya sepenuhnya bertekad untuk mencapai tujuan tersebut bersama dengan Presiden Putin."

Rusia dan Jepang telah melakukan pembicaraan untuk menandatangani perjanjian damai sejak pertengahan Abad ke-20. Batu sandungan utama untuk mencapai hal tersebut adalah soal kepemilikan atas Kepulauan Kuril Selatan atau yang disebut Wilayah Utara di Jepang.

Setelah Perang Dunia II, Kepulauan Kuril masuk dalam administrasi Uni Soviet atau Rusia sekarang. Namun, kepemilikan atas Iturup, Kunashir, Shikotan, dan Habomai telah ditantang Jepang.