Lagi, kekerasan di lingkungan sekolah terjadi di Pakistan

Seorang pelajar membunuh kepala sekolahnya karena ditegur tidak menghadiri kelas demonstrasi hukum penghujatan di Pakistan.

Sumber foto: VOA

Aksi kekerasan yang melibatkan pelajar kembali terjadi. Kali ini, seorang pelajar membunuh kepala sekolahnya. Sebelum pembunuhan terjadi, keduanya terlibat pertengkaran karena sang siswa melewatkan kelas. 

Polisi Pakistan Zahoor Afridi seperti dikutip Reuters menjelaskan bahwa korban bernama Sareer Ahmed adalah Kepala Sekolah Islam Swasta di Kota Utara Charsadda. Sareer menegur siswanya karena tidak hadir dalam kelas demonstrasi yang mendukung hukum penghujatan Pakistan. 

Keduanya sempat terlibat cekcok. Hingga akhirnya, murid tersebut marah lalu melepaskan enam tembakan ke Kepala Sekolahnya. Polisi tiba di sekolah dan membawa tersangka beserta senjatanya. 

"Saya melakukan pembunuhan tersebut dan menerimanya. Namun itu berdasarkan perintah Tuhan," tukasnya dalam sebuah video yang direkam saat penangkapan. Sang siswa yang duduk di kelas 12 tersebut mengatakan telah diajarkan untuk membunuh penghujat. Dia juga tidak takut untuk membunuh atas orang-orang yang disebutnya menghina Tuhan. 

Siswa yang tidak disebutkan namanya tersebut diketahui telah menghadiri sebuah pertemuan yang diadakan oleh partai politik religius baru yakni Tehreek-e-Labaik. Partai tersebut adalah partai politik Islam di Pakistan yang menuntut hukum syariah ditetapkan sebagai hukum Pakistan. Akhir tahun lalu, diketahui partai tersebut menentang perubahan atas undang-undang pemilihan terkait hal penghujatan.