Lockdown, restoran di Inggris tawarkan alat makan DIY untuk bertahan

Bisnis ini diyakini akan bertahan setelah vaksinasi Covid-19 dilakukan pada 2021.

Pendiri dan kepala koki Home, James Knappett, menyajikan pengalaman bersantap mewah di rumah pertama dengan menyiapkan steak sirloin di dapur di London, Inggris, Rabu (18/11/2020). REUTERS/Simon Dawson

Di Inggris, dari makanan cepat saji hingga santapan mewah mengandalkan peralatan rumah untuk membuat mereka tetap bertahan selama karantina wilayah (lockdown). Namun bagi seorang koki sekaligus restoran Kitchen Table di London, James Knappett, keputusan mengirimkan peralatan makan swakriya (do it yourself/DIY) tidaklah mudah, tetapi penting.

Restorannya telah ditutup sejak karantina wilayah pertama pada Maret mengingat tempat duduk pengunjung berada di sekitar meja dapur. Sehingga, tidak memungkinkan menerapkan jaga jarak.

“Rasanya sangat sulit untuk memberikan kendali ini kepada para tamu ... tapi kata yang kita gunakan setiap hari lebih dari apa pun ... adalah bertahan hidup dan jika kita tidak melakukannya, tidak akan ada restoran untuk kembali lagi,” katanya kepada REUTERS sambil mengemasi sekotak menu cicip rumahannya.

Restoran Knappet, yang mempekerjakan 20 orang, dulu penuh dipesan setiap hari dengan daftar tunggu (waiting list) hingga tiga bulan. Sekarang hanya ada empat staf yang menangani sekitar 80 pesanan pengiriman ke rumah per minggu–dirinya menargetkan peralatan makan berharga £150-£250 pound untuk dua orang dan dilengkapi dengan instruksi memasak.

Hal serupa dilakoni James dan Thom Elliot. Kedua bersaudara ini beranggapan, karantina wilayah menjadi jalan kehidupan yang tak terduga untuk bisnis Pizza Pilgrims-nya, "piza di pos".