Mahkamah Agung Meksiko dekriminalisasi kasus aborsi

Putusan itu berasal dari kasus 2018 di negara bagian utara Coahuila yang menantang hukum pidana setempat.

Ilustrasi. foto Pixabay

Mahkamah Agung Meksiko dengan suara bulat memutuskan bahwa menghukum aborsi tidak konstitusional. Keputusan di negara Katolik Roma terbesar kedua di dunia itu berarti bahwa pengadilan tidak dapat lagi menuntut kasus aborsi, dan mengikuti legalisasi bersejarah Argentina yang mulai berlaku awal tahun ini.

Presiden Mahkamah Agung Arturo Zaldivar memuji keputusan dengan suara bulat sebagai "momen penting" bagi semua wanita, terutama yang paling rentan.

Putusan yang ditetapkan pada Selasa (7/9) itu berasal dari kasus 2018 di negara bagian utara Coahuila yang menantang hukum pidana setempat. Penentangan kriminalisasi aborsi muncul ketika gerakan feminis yang berkembang turun ke jalan di Meksiko untuk mendesak perubahan, termasuk seruan untuk mengakhiri undang-undang anti-aborsi di sebagian besar negara.

Meksiko, dengan sekitar 100 juta umat Katolik, adalah negara Katolik Roma terbesar setelah Brasil. Gereja Katolik menentang segala bentuk prosedur aborsi.

Ratusan wanita Meksiko yang sebagian besar miskin telah dituntut karena aborsi, sementara setidaknya beberapa lusin masih dipenjara.