Melonjak, korban tewas bom di Sri Lanka jadi 290 orang

Rentetan teror bom tepat di peringatan Paskah yang jatuh pada Minggu (21/4) merupakan serangan paling mematikan sejak 2009.

Seorang kerabat dari seorang korban ledakan St. Anthony's Shrine, gereja Kochchikade, menangis di kamar mayat polisi di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyana watte

Jumlah korban tewas dalam pengeboman dua hotel, satu rumah dan lima gereja di Kolombo, Sri Lanka, meningkat menjadi 290 orang dan 500 lainnya dilaporkan terluka. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kepolisian Sri Lanka Ruwan Gunasekara.

Gunasekara menambahkan bahwa 24 orang telah ditangkap terkait rangkaian teror bom tersebut.

Sementara itu, juru bicara Angkatan Udara Sri Lanka Gihan Seneviratne mengatakan, sebuah alat peledak improvisasi (IED) ditemukan di dekat jalan menuju Bandara Internasional Bandaranaike pada Minggu (21/4) malam.

Perangkat itu ditemukan sekitar pukul 22.15 waktu setempat dan berhasil dijinakkan oleh pihak berwenang. Seneviratne menjelaskan bahwa IED dikemas di dalam pipa PVC.

Berbicara di luar gereja St. Anthony's di Kochchikade, Menteri Perumahan Sri Lanka Sajith Premadasa menerangkan bahwa serangan bom pada peringatan Paskah kemarin adalah jenis terorisme baru di negaranya.