AS: Myanmar sengaja rencanakan pembunuhan massa terhadap etnis Rohingya

AS akan menjadikan hasil penyelidikan pihaknya sebagai alasan pemberlakuan sanksi tambahan.

Pengungsi Rohingya membawa selebaran saat mengikuti aksi protes di kamp pengungsi Kutupalong untuk memperingati satu tahun sejak mereka eksodus di Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu (25/8). ANTARA FOTO/REUTERS

Investigasi oleh pemerintah Amerika Serikat membuktikan bahwa militer Myanmar telah merencanakan dan mengoordinasikan pembunuhan massal, pemerkosaan massal, dan sejumlah kejahatan lainnya terhadap kelompok minoritas Rohingya.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat akan menyiarkan hasil penyelidikan itu pada Senin (24/9) dan akan menggunakannya sebagai alasan pemberlakuan sanksi tambahan.

Namun, penyelidikan itu tidak menyebut aksi militer terhadap Rohingya sebagai genosida.

Sejumlah sumber Reuters mengungkapkan bahwa persoalan ini sempat menjadi bahan perdebatan sengit yang membuat mereka harus menunda penyiaran hasil investigasi selama hampir satu bulan.

Dalam investigasi itu, Amerika Serikat mewawancarai lebih dari seribu warga Rohingya di tempat penampungan pengungsi Bangladesh, negara tujuan pelarian bagi hampir 700.000 warga Rohingya.