NATO suplai Ukraina amunisi depleted uranium, Rusia ingatkan tragedi Chernoobyl bisa terulang

Paparan amunisi depleted uranium telah dikaitkan dengan sisa-sisa radiasi jangka panjang di daerah yang terkena dampak, termasuk di Irak.

Personel Ukraina berpose dengan bendera di atas tank Challenger 2 Inggris, yang menembakkan amunisi yang mengandung depleted uranium. /Toby Melville/Reuters

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memulai kebijakan "bumi hangus" dengan memberi Ukraina senjata canggih untuk membantunya melawan invasi skala penuh Moskow. 

Maria Zakharova menulis di saluran Telegramnya pada hari Senin bahwa keputusan Inggris untuk mengirim amunisi depleted uranium ke Ukraina untuk digunakan oleh tank tempur utama Challenger 2 yang disumbangkan — yang telah dibingkai Moskow sebagai eskalasi nuklir — menimbulkan ancaman serius bagi Ukraina dan juga Rusia. 

"Inggris, dengan memasok amunisi uranium habis ke Ukraina, ingin mengubah wilayahnya menjadi tanah hangus dan sunyi," tulis Zakharova—dikenal.

"Tidak ada bahasa Rusia yang akan digunakan di sana, tidak ada bahasa Ukraina yang akan digunakan di sana, hanya akan ada kesunyian. Seperti di Pripyat dan Chernobyl," tulis Zakharova, merujuk pada wilayah Ukraina utara yang tidak dapat dihuni oleh bencana nuklir era Uni Soviet yang terkenal di sana.

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan depleted uranium adalah "komponen standar dan tidak ada hubungannya dengan senjata nuklir." Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh BBC, kementerian tersebut menambahkan: "Angkatan Darat Inggris telah menggunakan depleted uranium dalam cangkang pelindungnya selama beberapa dekade."